2 Pelajar Tarakan Ini Raih Emas Di Kompetisi Internasional Atas Hasil Temuan Mereka

Alat yang mereka ciptakan bisa deteksi kualitas kelayakan udara yang dihirup manusia.

Cover ImageCover image via Radar Tarakan/IEYI/SAYS

5 peneliti muda Indonesia raih penghargaan pada IEYI (International Exhibition for Young Inventors) 2016 di Harbin, Tiongkok

Terdapat 6 kategori yang diperlombakan dalam [IEYI] (http://en.ieyiun.org), yakni 6 kategori *disaster management* atau penanganan bencana, *education and recreation* atau pendidikan dan rekreasi, *foods and agriculture* atau pangan dan agrikultur, *green technology* atau teknologi hijau (ramah lingkungan), *safety and health* atau keamanan dan kesehatan, serta *technology for special needs* atau teknologi untuk kebutuhan khusus.

Berikut adalah nama-nama pelajar yang meraih penghargaan tersebut:

**Kategori Safety and Health.**
1. *Aan Aria Nanda*
2. *Feriawan Tan*
Keduanya merupakan siswa SMA Neger 1 Tarakan, Kalimantan Utara. Dalam kategori ini, mereka meraih **medali emas** atas karya inovasi mereka yang dinamai *D-Box CC (Detector Box for CO and CO2)*

**Kategori Green Technology.**

3. *Ryan Timothy Abisha*
Ryan merupakan siswa dari sekolah Sampoerna Academy Jakarta. Ia meraih **medali perak** dan satu *special award* atas karya inovasinya yaitu *Smart Trash Bin*.

**Kategori Mitigation.**
4. *Asep Muhamady Anwar Salim*
5. *Muchammad Alfarisi*
Keduanya merupakan siswa dari SMK 2 Negeri Cimahi, Bandung. Mereka meraih **special award** atas karya inovasi mereka SIMINA BANJIR *Flood Mitigation System*.

Image via detik.com

Dua siswa Tarakan yang meraih medali emas ini menciptakan alat yang dapat mendeteksi layak atau tidaknya kualitas udara untuk dihirup manusia

Feriawan dan Aan Aria.

Image via Radar Tarakan

Alat mungil yang dinamai *D-Box CC (Detector Box for CO and CO2)* merupakan alat pendeteksi kadar karbondioksidan (CO2) dan karbon monoksida (CO) pada udara. Menurut hasil wawancara dengan [Radar Tarakan] (http://kaltara.prokal.co/read/news/3917-dua-pelajar-tarakan-ciptakan-alat-dbox-cc.html), Feriawan dan Aan mengaku mereka terinspirasi untuk membuat alat ini dari permasalahan kabut asap yang melanda Indonesia dan beberapa negara tetangga tahun lalu. Dalam situasi sulit dan berkepanjangan tersebut, keduanya menyadari betapa masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kualitas udara yang mereka hirup. Dengan begitu, mereka harap alat mungil dan sederhana yang berukuran 15×9 centimeter serta berat yang tidak mencapai 1 kilogram itu bisa menjadi solusi yang tepat.

3 fungsi yang mereka tonjolkan dalam penemuan mereka itu antara lain:
1. *Sistem deteksi konsentrasi CO2 dan CO*.

2. *Sistem indikasi level* (baik, sedikit berbahaya, dan berbahaya berdasarkan aturan Kementrian Lingkungan Hidup.

3. *Sistem peringatan alarm.* Alat ini dapat mengeluarkan suara yang sangat mengganggu dan konstan bila paparan karbon monoksida dan karbon dioksida di udara sekitar alat sudah di atas ambang batas ditentukan yakni 2,3 ppm untuk standar CO dan 500 ppm untuk standar CO2.

Mereka terpilih dari ratusan pelajar Indonesia yang turut bertanding di tingkat nasional untuk lolos menjadi perwakilan negara di IEYI

Mereka yang bertanding di IEYI adalah jebolan pemenang *National Inventors Award* yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI.

National Inventors Award 2016.

Image via handoko.id

Masih di bulan yang sama, #MerahPutih juga diharumkan oleh seorang mahasiswi ITS dengan perolehan medali emasnya di satu kompetisi penelitian bertaraf dunia

Dia adalah Tunjung Rahmawati, mahasiswi semester empat jurusan Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Melalui inovasinya yang bernama *Fabrication of Chitosan-based Membrane for Salt Removal*, Tunjung berhasil membawa pulang **medali emas** pada *The 5th Macao International Innovation and Invention Expo 2016* di Makau, Hongkong.

Alat yang diciptakannya merupakan prototype yang dapat mereduksi kadar garam dalam air hingga 75 persen. Melalui alatnya, **Tunjung berharap penduduk yang tinggal di pesisir dapat mengkonsumsi air yang semula banyak mengandung kadar garam, menjadi air dengan kandungan garam yang lebih sedikit.**

Tunjung Rahmawati

Image via republika

Kamu bisa klik [disini] (http://says.com/id/subscriptions) untuk mendaftar menjadi pembaca setia SAYS Indonesia! Satu email setiap harinya untuk tetap update dengan konten-konten menarik tentang hal di sekitarmu? Yeah!

Image via SAYS

#MerahPutih lainnya dari SAYS Indonesia:

You may be interested in: